Anak Kurus Kurang Gizi, Benarkah?
pic : dailymail.co.uk |
Entah dari mana asal mulanya, tapi hingga sekarang masih banyak orang tua yang menganggap anak gemuk itu sehat. Badan anak yang gemuk kemudian menjadi parameter keberhasilan si orang tua dalam membesarkan anak, dan lantas menganggap bahwa anak yang kurus itu mudah sakit dan kurang gizi. Well dulu saya juga berpikir begitu sih. Tapiii anggapan itu ternyata salah.
Ceritanya kemarin saya dan suami akhirnya menyambangi poli gizi di salah satu rumah sakit swasta di Depok. Berbekal kekhawatiran kita terhadap berat badan si sulung yang ngga juga naik sementara segala macam cara sudah kita lakukan. Anaknya sih sehat. Makannya banyak, ngemilnya apalagi. Bukan picky eater juga, dan obat cacing udah rutin diberikan tiap 6 bulan sekali. Nah loh lalu apa yang salah?
Kekhawatiran kita ditampik oleh dokter atau ahli gizi yang menjadi konsultan kita hari itu. Menurut dia, berat badan Barra 17,5 kg itu masih normal meskipun memang masih dibawah standar. Sebelum itu, beliau menanyakan beberapa pertanyaan seperti berat lahir Barra, aktivitas dia sehari-hari, menu makanan dia dan postur tubuh keluarga. Dari jawaban saya akhirnya dia memberikan rumus mengetahui berat badan ideal anak sebelum menjelaskan lebih jauh. ini dia rumusnya.
Mengukur Berat Badan Ideal Bayi & Anak
Bayi (0 - 12 bulan) : n/2 + 4
contoh bayi 5 bulan : 5/2 + 4 = 6 1/2 kg. Jadiii berat standar / ideal bayi usia 5 bulan adalah 6 1/2 kg
Sedangkan
Anak (usia 1 - 10 tahun) : 2n + 8
contoh anak 5 tahun : 2.5 + 8 = 18 kg.
Jadii berat badan standar / ideal anak usia 5 tahun adalah 18 kg.
Lebih lanjut dokter menjelaskan bahwa berat badan memang menjadi patokan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak, tetapi kurangnya berat badan anak tidak semata-mata dikarenakan kurang gizi. Ada faktor lain yang mempengaruhi, seperti faktor diet/makanan dimana si anak suka memilih makanan sehingga gizinya tidak seimbang (picky eater).
Kemudian faktor aktivitasnya yang padat sehingga energi yang keluar tidak sebanding dengan energi yang masuk. Jangan lupakan juga faktor genetik, terutama jika postur tubuh orang tua memang kurus. Terakhir, faktor infeksi/penyakit yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh anak. Penyakit yang biasanya menggerus berat badan anak adalah paru-paru. maka tidak ada salahnya mengecek kondisi paru-paru terutama jika anak menderita penyakit batuk pilek yang berkepanjangan.
Sementara pada bayi usia 0-12 bulan, diawal-awal kelahirannya, kenaikan berat badan bayi sebaiknya memang diatas 800gr. Diatas 3 bulan, kenaikan berat badan akan semakin sulit mengingat aktivitasnya yang mulai banyak dan intensitas menyusui yang lebih sedikit. Tadinya saya agak khawatir dengan kenaikan berat badan si bungsu yang semakin sedikit. Dia cenderung lebih kurus dibandingkan 3 bulan pertama kelahirannya. Tapi ternyata menurutnya, bayi asi memang lebih sulit menaikan berat badan karena sifat asi yang mudah dicerna dan kandungan laktosa yang tidak berlebih. Jadi berat badannya masih dikatakan normal jika kondisi klinis anak terlihat sehat dan aktif.
Lalu bagaimana caranya mendeteksi apakah gizi anak kita sudah seimbang atau belum? Menurut dokter, anak yang menderita gizi buruk rambutnya cenderung berwarna kekuningan (kusam). Badannya kurus tetapi perutnya buncit dan anak terlihat lesu tak bersemangat.
Bagaimana cara mengatasinya? Berikan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran hijau, buah-buahan, susu dan sumber lemak yang didapat dari minyak, mentega atau margarin. Sebaiknya berikan makanan yang tinggi kalori dan protein untuk menjaga berat badannya. Hindari makanan yang tidak bersih, mengandung alcohol dan soda.
Alhamdulillah setelah berkonsultasi dengan beliau, saya merasa lega. Merasa yakin bahwa badan anak yang kurus tidak berarti sakit atau kurang gizi. Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata suami saya memang punya postur tubuh yang kurus sejak kecil, jadi yeah anak-anak sepertinya mengikuti jejak ayahnya - bukan ibunya yang melabar :D
Komentar
Posting Komentar