Welcome to the world, K!
Tujuh hari sudah anak kedua saya yg bernama Kenjiro Arvin Yudistira Ramadhan hadir di dunia. Setelah bersabar menunggu selama 40 minggu masa kehamilan, akhirnya saya harus merelakan keinginan untuk melahirkan secara normal dan berakhir di dalam ruang operasi.
Di akhir kehamilan 39 minggu, saya dideteksi terkena preeklamsia. Penyakit yang umum diderita oleh ibu hamil dengan tanda-tanda tensi yang melambung tinggi dan adanya kebocoran protein dalam urine. Hari itu, 17 Juni 2015, sebenarnya saya berniat pergi menemani kakak. Tapi curiga melihat kaki yang membengkak kayak gajah, saya pun mengetuk pintu tetangga yang kebetulan seorang bidan untuk dicek tensinya. Benar saja, tensi saya tercatat 140/100.
Saya segera diminta untuk tes protein urine di lab untuk memastikan penyakit. Hasilnya? Ya, +2 protein bercampur dalam urin yg bisa menyebabkan bayi saya keracunan. Sore itu saya dan suami langsung mendatangi dokter kandungan yang selama ini merawat saya. Karena usia kandungan saya sudah cukup umur, diapun menganjurkan saya untuk induksi keesokan harinya, tapi malam itu saya tertahan di ruang bersalin untuk mengecek kestabilan jantung bayi (CTG).
Hasil rekam CTG ternyata menunjukkan saya mulai ada pembukaan jalan lahir. Sayangnya, setiap kali mules, jantung bayi tidak cukup kuat. Dokter bahkan harus mengulang proses CTG sekali lagi demi mendapatkan perubahan hasil.
Berhasil! Hasil CTG yang kedua ternyata cukup bagus untuk meyakinkan dokter saya bisa menjalani induksi. Saya kegirangan. Rasa mules yang mulai terasa pun terasa nikmat. Tapi ternyata saya harus mengubur cita-cita saya itu ketika hasil tensi terakhir tinggi, 180/110. Sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Saya beresiko kejang saat mengejan, sementara bayi saya beresiko keracunan. Jalan terakhirpun akhirnya dipilih : operasi cesar.
Saya benci jarum suntik, dan dinginnya ruang operasi membuat nyali saya ngedrop seketika. Saya menggigil ketakutan saat memasuki ruang yang dipenuhi alat-alat medis itu. Meskipun tidak terasa apa-apa, kecemasan tetap menjalar di pikiran saya. Pada akhirnya saya pasrah. Saya kembalikan lagi semuanya kepada Allah, hidup mati saya dan anak dalam rahim saya.
Hampir sejam kemudian suara tangis bayi akhirnya memenuhi ruangan. Akhirnya anak kedua saya lahir. Sehat dan selamat tanpa kekurangan apapun. Bayi laki-laki dengan bobot 3,4kg dan panjang 50cm. Alhamdulillah saya berhasil melaluinya. Persalinan kedua dengan penuh perjuangan. Perjuangan mental yang menghadapi dinginnya ruang operasi.
Selamat datang di dunia, Jio sayang. Semoga kelak menjadi anak sholeh yang berguna bagi orang tua dan orang2 disekitarmu. Doa dan harapan terbaik selalu mami panjatkan, smoga Allah slalu meridhoi dan melindungimu, amin.
Thank u for completing our lil' happy family. U know how much we love you, son *kiss*
Komentar
Posting Komentar